Senin, 31 Mei 2010

NASIONALISME MAHASISWA

Di kampus-kampus, beragam pemikiran berkembang. Ada pemikiran yang sesuai dengan fikrah Islamiyah, ada pula yang tidak. Di sanalah tempat para generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin dan memimpin negara ini. Membawa negara ini dengan seperangkat peraturan hidup. Apakah peraturan hidup itu berbentuk sistem kehidupan kapitalisme, sosialisme, ataukah sistem kehidupan Islam, semuanya bergantung dari masifnya pergolakan pemikiran yang dilakukan oleh mahasiswa di kampus-kampus.

Mahasiswa di kampus tidak hanya dididik didalam sebuah institusi pendidikan yang dikurikulumkan saja, tetapi juga dididik oleh lingkungan kampus yang bercorak dan beragam pemikiran. Ada pemikiran yang memberi petunjuk, ada pula pemikiran yang menyesatkan. Ada pemikiran yang menggugah untuk membela syariah Allah, ada pula pemikiran yang menggugah untuk menentang syariah Allah. Kesemuaanya lengkap ada di dunia kampus. Dunia intelektual yang akan membawa misi ideologi untuk mengatur kehidupan manusia.

Di Perguruan Tinggilah para pemimpin negara ini dibentuk. Penguasa yang saat ini menjadi pemimpin umat dipengaruhi oleh cara berfikirnya saat menjadi mahasiswa. Beberapa fakta yang mendukung hal ini ialah ketika beberapa perguruan tinggi di negara kita berkiblat kepada Barat, ketika pelatihan-pelatihan leadership mengadopsi kepemimpinan model Barat, ketika penyelesaian kasus-kasus kenegaraan melihat cara berdemokrasinya Barat, dan contoh-contoh lainnya yang sangat melimpah. Fakta-fakta tersebut sudah membuktikan bahwa cara berfikir pemimpin negara ini belum menyentuh cara berfikir secara Islam. Mereka belum percaya diri untuk mencontoh metode syariah dalam mengatur hal pendidikan, leadership, kenegaraan dan lain sebagainya. Mereka belum mau menyentuh metode tersebut karena memang sejak dini mereka didoktrin untuk menerapkan paham sekularisme yang memisahkan antara agama dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.



Pergolakan pemikiran di kampus-kampus memerlukan penanganan yang serius. Pergolakan pemikiran tidak bisa dianggap sebelah mata, karena perguruan tinggilah yang mencetak para pemimpin negara ini. Adanya mahasiswa pejuang demokrasi, mahasiswa nasionalis, mahasiswa sosialis, mahasiswa liberalis, semuanya terjadi karena negara membiarkan semua ideologi asing masuk ke tengah-tengah umat. Demokrasi dipelajari di sekolah-sekolah menengah, sehingga ketika mereka menjadi mahasiswa, dan bertemu dengan komunitas yang memperjuangkan demokrasi, tidak sedikit mereka yang tanpa pikir panjang bergabung dengan komunitas tersebut. Malasnya sebagian mahasiswa baru untuk mempelajari ideologi, mana ideologi yang menyesatkan dan mana ideologi yang menyelamatkan, menjadikan ideologi kufur yang mereka telan mentah-mentah di bangku-bangku sekolah untuk diperjuangkan olehnya. Yang menyedihkan adalah ketika mahasiswa yang ikut memperjuangkan pemikiran asing ini adalah mahasiswa yang mengaku dirinya sebagai mahasiswa Islam.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual semestinya memahami apakah ilmu-ilmu umum yang diterima di sekolah menengah sesuai dengan Islam ataukah tidak. Dari mana asalnya demokrasi, nasionalisme dan patriotisme, dan apa tujuannya haruslah dipahami olehnya. Sebagian dari mereka tidak menyadari ketika ideologi yang mereka perjuangkan adalah ideologi para penjajah yang siap mencengkeram umat Islam di negara ini. Ideologi yang pernah menghancurkan institusi Daulah Utsmaniyah tahun 1924. Namun kesadaran sebagian mahasiswa untuk menelusuri sejarah dan fakta akan ideologi penjajah tersebut sangat rendah. Mereka menelan mentah-mentah ideologi asing itu untuk mereka taati dan mereka perjuangkan. Mereka sudah menjadi korban dari racun yang dihembuskan Barat dengan doktrin-doktrin yang mereka terima sejak duduk di sekolah-sekolah umum. Sebagian mahasiswa sekarang tidak melihat bahwa ideologi yang ditawarkan kepada mereka berasal dari Barat yang telah merusak tatanan kehidupan dunia. Mereka tidak melihat bahwa ideologi yang ditawarkan kepada mereka adalah senjata untuk menghabisi syariah Islam. Mahasiswa pemalas itu tidak tahu atau mungkin pura-pura tidak tahu bahwa yang menawarkan ideologi itu saat ini masih berlumuran darah saudaranya yang dibunuh di Palestina, Afganistan, Irak dan negeri muslim lainnya. Akankah generasi muda umat ini akan terus dalam keadaan demikian?

Ketika sebuah ideologi asing diperjuangkan oleh mahasiswa nasionalis, dan mampu menjaring ribuan mahasiswa, apakah tidak mungkin ketika mahasiswa Islam yang memperjuangkan syariah menjaring bilyunan mahasiswa untuk menghabisi ideologi asing tersebut dan menegakkan opini syariah di tengah-tengah umat? Bukankah pertolongan Allah amat dekat?

Mahasiswa memiliki lembaga yang mampu menggiring opini seluruh mahasiswa di kampusnya masing-masing dengan barisan yang teroganisir dengan baik. Kekuatan lembaga dakwah kampus (LDK) harus mampu mengimbangi dan membendung arus ideologi asing yang akan memakan korban mahasiswa-mahasiswa di kampusnya, khususnya mahasiswa baru. LDK perlu mengadakan sosialisasi dan opini mengenai pentingnya syariah untuk mengatur kehidupan barmasyarakat dan bernegara. Para aktivis dakwah LDK tidak hanya berhenti pada aktivitas-aktivitas menebar opini publik, tetapi juga harus selalu terdepan dalam memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh lingkungan kampus maupun situasi politik kenegaraan, menantang dan siap untuk menerima tantangan intelektual dengan bekal argumen yang kuat terhadap lembaga yang di dalam perjuangannya hendak menghabisi syariah.

Setiap aktivis dakwah juga harus selalu terjaga tsaqafahnya agar tidak mudah digoncang, adanya integritas dan kesatuan antara kata dan perbuatan pada diri aktivis dakwah dan harus mampu menjadi teladan bagi mahasiswa lain. Pembinaan intensif LDK harus selalu terjaga dengan baik dan administrasi LDK harus tertata dengan rapi. Misi dakwah bukanlah misi main-main untuk sekedar mengisi waktu luang. Kesunggguhan dakwah dinilai dari perencanaan dan strategi dakwah yang matang. LDK atau bahkan individu sekalipun yang tidak memiliki strategi dakwah yang matang patut dipertanyakan kesungguhannya dalam berdakwah.

Aset lain yang mendukung mahasiswa untuk menjaring bilyunan mahasiswa untuk mendukung tegaknya syariah ialah aqidah Islam mahasiswa yang telah tertanam sejak dulu. Kekuatan aqidahlah aset berharga untuk mendobrak kesadaran akan konsekuensi iman, yakni penerimaan akan ide-ide syariah untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Aqidah yang ada pada sebagian besar mahasiswa di Indonesia adalah aqidah Islamiyah. Hanya saja aqidah tersebut sedang terjangkiti virus-virus penjajah yang telah lama bercokol didalam dirinya. Ketika aqidah sebagai pondasi dasar dari syariah mulai dimunculkan ke permukaan dan mampu membantah ideologi para penjajah secara cemerlang, maka para mahasiswa intelektual akan mudah sekali untuk menerima syariah dan pada akhirnya akan ikut bersama memperjuangkannya. Mereka akan dengan mudah menilai mana yang haq dan mana yang batil. Mereka juga akan menilai bahwa lelahnya mahasiswa pejuang syariah, sama dengan lelahnya mahasiswa pejuang pluralisme, pejuang demokrasi, pejuang HAM dan lain sebagainya.

Minggu, 02 Mei 2010

Jason Becker - Dewa gitar lumpuh yang bermental baja


Jason Becker adalah seorang anak ajaib yang mampu menguasai permainan gitar tingkat tinggi dgn sangat baik hanya dlm waktu yang singkat (4 tahun) dan di usia yang muda sekali: 16 tahun (1987).

Jason dapat dengan mudah menciptakan komposisi klasik yang sangat rumit (lebih rumit daripada karya Yngwie atau gitaris lainnya) dan memainkannya dengan sangat cepat dan bersih baik di electric guitar maupun gitar klasik (gitar bolong). Dari sekian banyak gitaris shredder, Jason Becker-lah yang terbaik dalam komposisi klasiknya.

Sayang sekali Tuhan tidak mengizinkan Jason bermain gitar lebih lama lagi, Jason harus kehilangan seluruh kemampuannya pada usia 19 tahun (1990) berhubung terjangkit penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis atau Lou Gehrig) yang menyebabkan Jason lumpuh total. Organ tubuh Jason mati tahun demi tahun, sampai kini Jason hanya sanggup menggerakkan matanya. Padahal beberapa tahun sebelumnya Jason masih mampu mengerakkan jari kirinya dan menulis lagu melalui komputer dan menghasilkan album “Perspective”.

Dengan keadaan yang tidak memungkinkan spt itu, bahkan rencananya Jason masih berniat menulis lagu lagi dengan bantuan teknologi Macintosh, di mana Jason dapat menggerakkan mouse komputer dengan gerakan matanya. Mungkin inilah sejarahnya di mana seorang gitaris dapat menulis lagu dengan gerakan matanya. Dapat Anda bayangkan betapa berbakatnya Jason dan betapa tingginya semangat Jason dalam menulis karya musiknya!

Dari awal karirnya sampai saat ini keluarga Jason bukanlah dari keluarga yang mampu, sehingga sang ayah harus melukis dan menjual karya lukisannya untuk menanggung biaya perawatan Jason. Bagi Anda yang gemar akan permainan Jason, dapat menyumbangkan dana di JasonBecker.com.

Sejak Jason kecil, ayahnya adalah seorang penggemar Bob Dylan yang sangat mempengaruhi musik Jason. Ayah Jason dan paman Jason juga seorang pemain gitar klasik yang baik, sehingga Jason menguasai permainan klasik Segovia. Jason selalu bermain musik klasik, Jason memiliki buku 24 Caprice Niccolo Paganini dan selalu menggunakannya sebagai latihan.

Jason menerima acoustic/electric guitar Takamine pertama dari ayahnya pada usia 12 tahun, tampil untuk sekolah dia dan sekolah lainnya. Pada usia 13 tahun, guru sekolah Jason sangat kagum dengan permainan dan bakat Jason, kemudian memintanya untuk mempimpin sebuah Jazz Ensemble.



Tepat pada usia 14 tahun Jason menghabis semua waktunya untuk berlatih dan meramu komposisi musik dia sendiri. Waktu itu Jason juga sempat belajar teknik arpeggio yang dalam dengan Dave Creamer.

Pada usia 16 tahun, permainan dan teknik Jason telah mencapai tingkat yang sangat tinggi. Akhirnya Jason mencoba mengirim demo rekaman 45 menitnya ke produser Mike Varney (bos Shrapnel Records. Jason memainkan 2 karya Niccolo Paganini (klasik) dan 2 lagu blues. Sebagian besar dari rekaman tersebut hanyalah improvisasi di chord yang sederhana, tetapi Jason memainkan teknik counterpoint dengan menggunakan volume gitarnya. Menurut Jason teknik ini adalah ide yang konyol, tetapi justru Mike Varney menganggap itu adalah ide yang cemerlang.

Tidak lama setelah Mike Varney menemukan Marty Friedman (slh satu gitaris legendaris) di bar, Jason disuruh menghubungi Marty. Akhirnya Jason datang ke rumah Marty di San Fransisco dan bermain (nge-jam) setiap harinya. Mereka sangat banyak memainkan blues dan selalu memainkan harmoni yang manyatukan musik mereka berdua. Marty & Jason saling belajar satu sama lainnya.

Pada tahun itu juga Marty Friedman dan Jason Becker membentuk group band pertama mereka: “Cacophony” yang mengegerkan dunia gitaris shredder.Anda dapat melihat betapa hebat kemampuan mereka memadukan kedua warna musik yang mereka miliki, Marty & Jason masih dapat saling mengiringi dan menjaga harmoni permainannya dalam kecepatan yang tinggi. Cacophony sendiri banyak membuat konser terutama di negara Jepang, Jason bahkan sempat mendemonstrasikan permainan dalam lagu “Eruption” (Van Halen) yang cukup sulit dengan menggunakan 1 tangan kiri dan tangan lainnya sambil memainkan yoyo!


Akhirnya Marty berhasil terpilih sebagai gitaris group band thrash yang bergengsi: “Megadeth” dan Jason sendiri berhasil terpilih sebagai gitaris “David Lee Roth” (ex-Van Halen) menggantikan posisi gitaris besar: Steve Vai dan Eddie Van Halen. Mulai sejak itu nama Marty & Jason menjadi besar, berbagai majalah gitar terkemuka di USA seperti Guitar World, Guitar Practising Musician, Guitar Player dan lainnya memuji kemampuan bermain mereka.

Jason semakin menjadi sorotan di dunia gitar dan mulai tour bersama group bandnya David Lee Roth. Pada saat berusia 19 tahun, Jason merekam lagu, tiba-tiba Jason merasakan tangan kanannya semakin melemah dan nyaris tidak dapat digerakkan. Akhirnya lagu blues ini dimainkan dengan whammy barnya tanpa menggunakan vibrato bending sama sekali.

Lemahnya tangan kanan Jason bahkan menyebabkan dia tidak dapat meneruskan tour bersama group bandnya David Lee Roth. Tidak disangkanya setelah dicheck, Jason terkena penyakit lumpuh ALS yang menyebabkan semua urat syaraf Jason berhenti berfungsi. Selama 6 tahun lebih Jason lumpuh sehingga tidak dapat memainkan gitarnya lagi, hanya jari kirinya yang dapat digerakkan. Jason tidak dapat berjalan, makan maupun berbicara.

Ternyata keajaiban Tuhan hadir, Jason yang sudah hampir lumpuh total tersebut berhasil menulis lagu berkat tangan kirinya yang masih dapat menggerakkan mouse komputer. Itu berarti Jason menulis lagu dengan pikirannya tanpa menyentuh gitar kesayangannya! Tak lama kemudian Jason mengeluarkan album solonya yang kedua berjudul “Perspective”. Berhubung Jason sendiri tidak dapat memainkan gitarnya di album “Perspective” ini, maka permainan gitar Jason diganti oleh gitaris country rock yang cukup terkenal bernama “Michael Lee Firkins” dibantu oleh teman-teman lainnya.

Walaupun pada album ini Jason hanya menulis dengan pikirannya bukan berarti hasil karyanya tidak berkualitas lagi. Anda bisa simak sendiri karya Jason yang sangat rumit di album ini dengan judul “Seranna” dan “End Of The Beginning”. Setiap lagunya mencerminkan semangat (innerfire) Jason Becker untuk hidup/sembuh kembali. Dengan tegasnya Jason menuliskan di cover album keduanya “Perspective”, bahwa penyakit ALS hanya dapat melumpuhkan organ tubuh dan suaranya tetapi tidak dapat melumpuhkan pikiran dan musiknya.

Tahun demi tahun telah berlalu, penyakit Jason semakin parah dan kini Jason hanya dapat menggerakkan bola matanya. Jason masih belum putus asa, ayah Jason memutuskan untuk menggunakan teknologi komputer Macintosh yang didesign khusus untuk orang cacat. Dengan menggunakan perangkat Macintosh ini, Jason dapat menggerakkan mouse komputer dengan gerakan matanya! Direncanakan album ketiganya akan ditulis dengan gerakan mata Jason.

Dapat Anda bayangkan betapa tingginya semangat Jason memperjuangkan musiknya. Banyak sekali gitaris terkenal seperti Eddie Van Halen, Marty Friedman, Paul Gilbert, Vinnie Moore, dll yang salut terhadap perjuangan Jason dan mengunjungi rumahnya. Akhirnya salah fans Jason mengajukan ide kepada Amy Becker (kakak ipar Jason) untuk membuat sebuah album tribute untuk Jason Becker. Ide ini ternyata berjalan dengan baik, keluarga Jason menghubungi perusahaan-perusahaan rekaman yang bersedia men-sponsorin rekaman ini dan gitaris-gitaris yang bersedia membantu project album tribute ini.

Dalam waktu 3 bulan, perusahaan rekaman “”Lion Music” menyetujuinya. Marty Friedman sebagai sahabat dan pasangan Jason dalam group band Cacophony menjadi gitaris pertama yang menyetujui ide album tribute ini.

Ternyata hasilnya di luar dugaan, artis-artis terkenal berikut ini bersedia membantu rekaman tribute ini secara sukarela: Eddie Van Halen, Marty Friedman, Paul Gilbert (ex-Mr.Big), Vinnie Moore, Kee Marcello (ex-Europe), Joe Lynn Turner (ex-Deep Purple), Neil Zaza, Anders Johansson (ex-Yngwie Malmsteen), Chris Poland (ex-Megadeth), Jeff Watson (ex-Night Ranger), Stephen Ross, James Byrd, Matt Bissonette, Mark Boals, Ron Thal, Joy Basu, Alex Masi, Lars Eric Mattsson, James Kottak, Ron Keel, Ted Poley, Stevie Salas, Jeff Pilson, ,Phantom Blue, dll.

Album tribute ini telah selesai dan akan diluncurkan pada hari ulang tahun Jason tgl 22 July 2001 ini.
Semua keuntungan yang diperoleh dari album tribute ini akan disumbangkan kepada keluarga Jason untuk biaya pengobatannya. Jason Becker memang sebuah legenda gitaris dan inspirasi murni untuk semua gitaris!